Thank you for Roti Fresh untuk review nya yang menarik di bawah ini :
Ini Kali keduanya Pecha Kucha diadakan di Semarang.
Kegiatan Networking dengan strategi 20×20 sudah sejak 2003 diadakan, di Tokyo tepatnya. Konsep 20 Orang berbagi dengan 20 Slides dalam waktu 20 detik perslide ini siap di presentasikan kepada publik. Kegiatan Pecha Kucha di Semarang sendiri dimulai pada awal tahun 2010.
20 Agustus 2010, Pecha Kucha vol 2 yang diselenggarakan di Hotel Telomoyo, Jalan Gajah Mada Semarang menampilkan 12 presenter dari berbagai background ini amat menarik. Antusiasme penonton pun tak kalah oleh semangat presenter yang berdiri didepan untuk berbagi. Ini sedikit review dari presenter dan pengalamannya di Pecha Kucha #Volume 2 :
1. Azisah Nur Hapsari
Berbagi tentang bagaimana cara menjaga kelurahan Kebon Dalam menjadi kelurahan yang bersih dan nyaman. Disini beliau mempersentasikan bagaimana mengajak masyarakat untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggalnya. Dimulai dari membuat tagline “Global Warming is not cool’ hingga bekerjasama dengan mitra perusahaan peduli lingkungan.
2. Yohanes Wijaya, Kolektor batu Mulia
Yohanes Wijaya adalah seorang pengusaha batu Mulia yang berasal dari Kudus. Di Pecha Kucha ini beliau menjelaskan macam-macam batu mulia, dari Asli, imitasi hingga yang palsu. Tidak hanya itu saja, beliau juga berbagi bagaimana cara untuk merawat batu mulia.
3. DJ Nino
Perkembangan alat-alat musik DJ yang dishare oleh pemilik sekolah DJ yang di berada di Pleburan barat (DEo Holic cafe). Dimulai dari piringan Hitam besar hingga berbentuk CD Digital yang lebih mudah dikendalikan untuk meramu inovasi musik.
4. Robertus Eko,
Robertus Eko bercerita mengenai kelompok minoritas yang bernama Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal). kelompok ini bermula karena masyarakat sudah mulai menduakan Tuhan dengan menyembah berhala. Passion yang dimiliki oleh kelompok minoritas ini adaah ” Tidak ingin besar, Kecil namun berkualitas.”
5. Wintarto (Wiwien)
Wapimred Gradasi Magazine ini berbagi tentang bagaimana cara untuk menulis. Wiwin menjawab pertanyaan mengapa kita harus menulis, menurut dia menulis itu adalah berbagi ide, seni informasi, dan mental health. Secara garis besar ia share tentang aktivitas dari Gradasi Magazine yang tidak hanya menulis di majalah saja, namun Gradasi pernah membuat serial FTV di Cakra TV Semarang.
6. Rudi Wang
Pemilik Satpam Kita, sebuah perangkat penangkap nyamuk teknologi Nano ini memiliki keinginan untuk mengekspor barangnya keluar negeri. Ia merasa bahwa hasil produksi dari penangkap nyamuknya adalah perangkat yang hemat energi dan unik dengan design Batik ciri Khas Indonesia.
7. Gratiria Hutami
Presiden Aisec LC Undip ini berbagi sebuah organisasi yang sudah go Global. Aktifitas Sosial dan Student Exchange yang dilakukan oleh pemuda dari Indonesia dan negara lainnya dengan membawa kalimat Peace & Fulfillment Human Kinddemi terciptanya sebuah kedamaian di dunia.
8. Sisilia Dewayani
Pemilik Ini itu Butik berbagi pengalaman tentang Kreatif jangan sampai dibatasi oleh keterbatasan yang ada. Cara pemasaran yang dilakukan oleh Sisil ini dilakukan melalui ONline, yaitu dengan menggunaka Facebook. Namun tidak hanya berhenti sampai disitu saja, pemilik butik ini juga melakukan aktivitas online diantaranya, melakukan rumpi atau arisan dan pelatihan Make-Up bagi para pelanggannya. Penggabungan aktivitas online dan ofline membuat Sisil mampu menggandeng pelanggannya .
9. Dikky Mahasati
Ilustrator Indie ini bekerja melalui hobby yang diawali dengan passion. Beberapa karyanya ditampilkan dalam acara berbagi ini. Yang menurut ia menarik hingga jatuh cina pada karakter adalah, Sekali karakter diciptakan, itu tidak akan pernah dilupakan.
10. Hansen
Mahasiswa Ekonomi Undip ini menjual kaos dengan design kaos yang cukup unik. Ia mendesign kaosnya dengan emotion yang positif, karena tujuan dari menjual baju ini adalah untuk mencerdaskan dunia tanpa membodohi manusia. Visi yang diangkat oleh emotional digital clothing adalah mendidik, gaul, santai, inovasi, new, and different.
11. Ferry
Pemilik dari Kanaan Printing ini memberikan pencerahan bagaimana cara kita memilih sebuah printer dan menggunakan isi tinta printer dengan baik.
12. Eko Kaf
Penulis buku sukses tentang pengaktifan indera ke 6 bercerita bagaimana bukunya sukses dipasaran. Buku Dahsyatnya Indera ke Enam ini menceritakan bagaimana memfungsikan indera yang mempunyai kekuatan tanpa batas. Menurutnya kebiasaan penggunaan panca indera dan pengabaian indera ke enam yang menjadi penghalang aktifnya indera ke 6 di dalam tubuh individu.
Ke 12 presenter ini berbagi mengenai apa yang dilakukan, dialami, dan dimiliki oleh mereka dengan cara yang asyik, hingga penonton merasa worth it untuk merogoh kocek sebesar Rp.20.200,- . Selain acara inti Share yang dilakukan, panitia juga membagikan beberapa doorprize untuk para penonton sebagai bentuk apresiasi pada penonton yang telah hadir.
Kesuksesan yang diraih dan dimiliki saat ini bukan milik kita sendiri, maka itu harus dibagi dengan orang lain agar sekitar dapat merasakan keusksesan yang dimiliki oleh kita. Maka disinilah ada Pecha Kucha.
Keep Sharing, guys. We’re Social beings.
No comments:
Post a Comment